KLASIFIKASI CEDERA OLAHRAGA
Secara umum cedera olahraga diklasifikasikan menjadi 3
macam, yaitu
a. Cedera ringan
b. Cedera sedang
c. Cedera berat
d. Cedera lainnya
a. Cedera
ringan
Cedera ringan ini yaitu cedera yang tidak terlalu bahaya
tetapi cedera ini juga dapat mengganggu para atlit. Cedera ini dapat berupa:
luka,lecet,lepuh,memar (kontusio),lebam
(hemanatoma),keram,strain,sprain,fraktur.
- Luka
yanpurnami.wordpress.com |
Luka adalah sesuatu kerusakan pada tubuh yang disebabkan oleh benda-benda tajam atau terkena benturan benda yang keras.
Menurut Depdikbud, 1999 : 605 “Luka adalah belah
(pecah, cidera, lecet) pada kulit karena kena barang yang tajam”.
- Memar
Teruskan.com |
Memar yaitu Memar yang menimbulkan kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit yang disebabkan karena terkena benturan kuat.
Menurut Dr. C K Giam dan Dr. K C Teh. Di dalam
bukunya yang berjudul Ilmu Kedokteran Olahraga (1993:191) “Kontusio disebabkan
karena suatu pukulan langsung pada kulit dan hanya mnyebabkan lecet pada kulit
(menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman) atau jaringan jaringan
dibawahnya misalnya otot”.
- Kram ( strain)
Health.kompas.com |
Kram Adalah rasa sakit yang terjadi karena otot yang lelah
atau karena kurangnya pemanasan pada saat ingin berlatih dan akan berakibat
kontraksi otot yang intens.
Menurut Hardianto Wibowo, 1995: 31 “penyebab kram adalah
otot yang terlalu lelah, kurangnya pemanasan serta peregangan, adanya gangguan
sirkulasi darah yang menuju ke otot sehingga menimbulkan kejang”.
Menurut Lisa Shives, ahli gangguan tidur, (2011) “kram pada
kaki terjadi karena kontraksi otot yang intens, mendadak dan di luar kontrol.
Biasanya kontraksi ini terjadi pada otot betis atau otot kecil di telapak kaki”.
- Lecet
Lecet adalah cedera goresan yang ada pada kulit atau goresan yang di akibatkan benda yang tidak tajam.
R.Sjamsu Hidayat(1997:12) mendefinisikanbahwa: “Luka adalah hilang atau rusaknyasebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahansuhu, zatkimia, ledakan, sengat anlistrik ataugigitan hewan.”
- Lepuh
saglikveguzellik.net |
Menurut Smeltzer dan Bare(2001),”lepuh adalah kerusakan
secara langsung maupun yang tidak langsung pada jaringan kulit yang tidak
menutup kemungkinan sampai ke organ dalam, yang disebabkan kontak langsung
dengan sumber panas yaitu api, air atau uap panas, bahan kimia, radiasi, arus listrik,
dan suhu sangat dingin
b. cedera sedang
- Strain
webmd.com |
Strain yaitu kerobekan pada struktur otot dan tendon
cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah atau ketika
terjadi kontraksi, otot belum siap.
Menurut Giam dan Teh (1992), “Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena penggunaan yang berlebihan ataupun stres yang berlebihan.”
Menurut Giam dan Teh (1992), “Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena penggunaan yang berlebihan ataupun stres yang berlebihan.”
- Sprain
himafisiofk-uh.blogspot.com |
Sprain yaitu
kerobekan pada ligament jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang yang
memberikan stabilitas sendi.
Menurut (Arnheim, 1985: 473, Peterson, 1990: 341, Brukner, P. dan Khan, K.,
1993: 439),"Cedera yang terjadi karena terkilir secara mendadak
ke arah lateral atau medial yang berakibat robeknya serabut
ligamentum pada sendi pergelangan kaki".
c. cedera berat
- Dislokasi
thespinalis.woardpress.com |
Dislokasi yaitu tergesernya sendi yang dapat menimbulkan
sakit yang luar biasa,
Menurut Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar lImu Bedah, edisi
3,Halaman 1046 “Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan
tulang yang membentuk persendian terhadap tulang lain”.
Menurut Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol
3,Halaman 2355 “Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi
tulang yang membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis”.
- Fraktur
yayanakhar.wordpress.com |
Fraktur merupakan patahnya tulang akibat tekanan tulang yang
berlebihan.
Menurut Boenges, ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000),"fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang".
Back dan Marassarin (1993),"fraktur adalah
terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang
yang berlebihan".
d. cedera lainnya
- Kejang
mitrakeluarga.com |
Kejang merupakan perilaku abnormal akibat aktivitas listrik
di otak yang tidak biasa. Yang didasari oleh suatu penyakit tertentu atau tanpa
sebab yang jelas.
Menurut
Betz Sowden, 2002 “Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara
sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik
serebral yang berlebihan”.
Menurut
Doenges (1993), “kejang (konvulsion) adalah aktifitas motorik dan gangguan
fenomena sensorik akibat dari pelepasan muatan listrik secara tiba-tiba yang
tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan
tiba-tiba dan disertai gangguan kesadaran”.
- Shock
Shock yaitu
gangguan sistim sirkulasi yang menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa
menyebabkan cidera.
Menurut
Bruner & Suddarth,2002 “Shock adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan
akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidak cukupan perfusi jaringan dan
oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis”.
- Pingsan
gentandaalas.com |
Pingsan
yaitu hilangnya kesadaran secara tiba-tiba yang disebabkan aktivitas fisik di atas kemampuan jantung,
Menurut
European Society of Cardiology:ESC,” pingsan adalah suatu gejala
dengan karakteristik klinik kehilangan kesadaran yang tiba-tiba dan bersifat
sementara, dan biasanya menyebabkan jatuh. Onsetnya relatif cepat dan terjadi
pemulihan spontan. Kehilangan kesadaran tersebut terjadi akibat hipoperfusi
serebral”.
- Koma
Memobee.com |
Koma yaitu
dimana seseorang mengalami ketidaksadaran secara fisik dan tidak tanggap
terhadap dirinya sendiri dan lingkungan.
Menurut
Aru W. Sudoyo, dkk ( 2007), “koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan
respons dalam bentuk yang berat, kondisinya seperti tidur yang dalam di mana
pasien tidak dapat bangun dari tidurnya”.
- Dehidrasi
Republika.co.id |
Menurut
Anik maryunani, 2010 “Dehidrasi adalah kehilangan cairan dan elektolit
karena kehilangan air/output lebih banyak dari pada asupan/input”.
- Hipotermia
e-cozum.net |
Hipotermia yaitu Penyakit
yang diderita seseorang dimana si penderita mengalami penurunan suhu tubuh di
bawah 35°C.
Menurut Sandra M.T. (1997) “bahwa hipotermi yaitu kondisi
dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C”.
- Mati Suri
Koetaradja.wordpress.com |
Menurut
Lommel dkk (The Lancet,2001) yang mengemukakan pendapatnya terhadap fenomena
mati suri sebai berikut, “mati suri sebagai ingatan akan keseluruhan kesan
selama keaadan khusus, termasuk elemen-elemen yang spesifik seperti pengalaman
keluar tubuh, perasaan yang menyenangkan, melihat terowongan, bertemu anggota
keluarga yang telah meninggal atau mengalami tinjauan ulang atas kehidupannya”.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart (2002),KMB, edisi 8, vol 3,Hal. 2355.
Depdikbud,(1999:605).
Giam, Dr. CK, dan Teh, Dr. KC.,(1993:191). "ilmu kedokteran olahraga".
Sjamsuhidajat (2011). Buku Ajar lImu Bedah, edisi 3,Hal. 1046.
PRINSIP-PRINSIP
OLAHRAGA
Setiap atlit maupun bukan atlit pasti akan mengalami yang
namanya dengan cedera, cedera memang sering terjadi pada saat kita berolahraga
dan berlatih, dan cedera ini juga tidak terlalu berbahaya tetapi tergantung dengan
cedera yang dialaminya. Ada bebepara factor yang yang menjadi prinsip dari pencegahan cidera pada olahraga. .
dan Bila prinsip ini dilaksanakan maka tubuh akan siap melakukan aktifitas
olahraga dengan aman. Prinsip pencegahan cidera tersebut adalah:
- Factor Kondisi fisik : Kondisi fisik yang baik akan mencegah terjadinya cidera pada waktu melakukan aktifitas olahraga. Juga akan mengurangi keparahan apabila mendapatkan cidera. Kemampuan penampilan seorang olahragawan akan diperoleh dengan kecukupan dalam kekuatan otot dan keseimbangan, power, daya tahan, kordinasi neuromuskuler, fleksibilitas sendi, daya tahan kardiovaskuler, dan komposisi tubuh yang sesuai untuk olahraga.
- Factor fasilitas : fasilitas adalah sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah. Fasilitas bila kurang atau tidak memadai, design yang jelek dan kurang baik akan mudah terjadinya cedera.
Fasilitas olahraga yang tidak memadai akan lebih mudah
mengakibatkan cedera, maka fasilitas olahraga harus diperhatikan pada saat
ingin melakukan aktifitas olahraga. Seperti :
·
Lapangan
·
Stadion
·
Hall
·
GOR
·
Gelenggang
·
Treack
And Field
·
Udara
·
Sungai
·
Danau
·
Laut
·
Pantai
·
lapangan
hijau
3. factor sarana pelindung: Sarana
pelindung adalah alat-alat yang digunakan saat berolahraga seperti
proteksi badan, jenis olahraga yang bersifat body contack, serta jenis
olahraga yang khusus lainnya. . Kerusakan alat sering menjadi penyebab
cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu
bagian peralatan/pelindung kaki dalam berolahraga.
Jenis-jenis sarana pelindung
·
Pelindung
kepala : Helm, helmet, haed guard
·
Pelindung
muka : Masker
·
Pelindung
mata : Gogleus
·
Pelindung
hidung : Nose Clip
·
Pelindung
gigi : Gum shield
·
Pelindung
leher : Neck guard
·
Pelindung
tangan : Glop
·
Pelindung
badan : Body profector
·
Pelindung
paha / tungkai : Leg guard
·
Pelindung
lutut : Knee Pads
·
Pelindung
alat kelamin : Genital profector
·
Pelindung
tulang kering : Skin decker
·
Pelindung
kaki : Sepatu
4 4. Factor psikologi :
Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa dan
semua aspek tingkah laku manusia baik aspek kognitif, afektid, ataupun
psikomotor. Psikologi juga mempersoalkan inti dari jiwa manusia dan nilainya
bagi manusi itu sendiri serta disekitarnya.
Olahraga adalah Perilaku gerak
manusia yang bersifat universal yang tidak hanya berorientasi pada fisik
semata, namun juga aspek psikisnya.
Menurut para ahli Psikologi olahraga adalah studi
ilmiah tentang individu dan perilakunya dalam olahraga dan latihan. (Gould dan
Weinberg, 1995).
Factor yang mempengaruhi psikologi
pendidikan
· Factor
internal : adalah factor yang berasal dari dalam diri individu, dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
-
Kecerdasan
peserta didik
-
Motivasi
-
Minat
-
Bakat
·
Factor
eksternal : adalah factor yang berasal dari luar individu,factor ini juga bisa
mempengaruhi proses belajar siswa. Factor ini meliputi factor lingkungan social
pendidikan, factor lingkungan sosial masyarakat, dan factor lingkungan social
keluarga.
5 5. Factor perilaku olahraga
“Aksi sama dengan reaksi”,
oleh karena itu :
1. Perilaku
yang tidak sportif menimbulkan respon yang sama atau lebih jelek lagi.
2. Kekuatan
(dan oleh karena itu juga cedera yang sama seringkali diderita baik oleh pelaku
maupun oleh calon korbannya. Sebagai contoh niat untuk menendang garas lawan
dengan kaki sering menyebabkan cedera pada garas sendiri.
6. Pemanasan/ warming up
Pemanasan sebelum melakukan latihan
yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera. Latihan ringan selama
3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan
terhadap cedera. Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi
berfungsi memperpanjang otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan
bekerja lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan,
hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan
setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.
7. Pendinginan/cooling dawn
Pendinginan adalah mengurangi
latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan. Pendinginan mencegah
terjadinya pusing dengan menjaga aliran darah. Jika latihan yang berat
dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di dalam vena tungkai dan
untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
kepala.Pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik (misalnya asam
laktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot pada
hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot.
Setelah melakukan 30 kompresi, buka jalan nafas korban dengan metode Head-tilt chin-lift. Tujuannya adalah untuk membuka jalan nafas korban yang tersumbat oleh lidah yang tertarik ke tenggorokan sehingga menutupi jalan nafas.
PRINSIP PENANGANAN CEDERA
A.
Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip
dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut
diantaranya:
diantaranya:
1.
Pastikan Anda bukan menjadi korban
berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2.
Pakailah metode atau cara pertolongan
yang cepat, mudah dan efesien. Pergunakanlah sumber daya yang ada baik alat,
manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah
perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3.
Biasakan membuat catatan tentang
usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan
waktu kejadian, dan sebagainya. Catatan ini berguna bila penderita mendapat
rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
B.
Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan
Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1.
Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2.
Jauhkan atau hindarkan korban dari
kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3.
Perhatikan pernafasan dan denyut jantung
korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4.
Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3 sampai 5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3 sampai 5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5.
Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6.
Jangan memindahkan korban secara
terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7.
Segera transportasikan korban ke sentral
pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
Setiap pemberian pemberian pertolongan pada kecelakaan secara terinci tentu berbeda, tergantung pada jeniskecelakaan yang terjadi, jenis dan bentuk cidera serta situasi dan kondisi korban.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
Setiap pemberian pemberian pertolongan pada kecelakaan secara terinci tentu berbeda, tergantung pada jeniskecelakaan yang terjadi, jenis dan bentuk cidera serta situasi dan kondisi korban.
Namun
pada dasarnya pertolongan pertama pada kecelakaan harus dilakukan secara
sistematis berdasar kepada DR CAB ,yaitu :
a.
Danger (Bahaya)
Pastikan Keadaan Aman untuk Menolong
Sebelum menolong korban, sebaiknya anda memastikan bahwa lokasi benar-benar aman bagi anda sebagi penolong, orang-orang di sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri. Periksalah segala sesuatu yang dapat yang mengancam keselamatan. Gunakan pelindung diri yang ada, seperti sarung tangan dan masker untuk mencegah faktor risiko infeksi menular. Jangan mengambil risiko untuk menjadi korban berikutnya.
Pastikan Keadaan Aman untuk Menolong
Sebelum menolong korban, sebaiknya anda memastikan bahwa lokasi benar-benar aman bagi anda sebagi penolong, orang-orang di sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri. Periksalah segala sesuatu yang dapat yang mengancam keselamatan. Gunakan pelindung diri yang ada, seperti sarung tangan dan masker untuk mencegah faktor risiko infeksi menular. Jangan mengambil risiko untuk menjadi korban berikutnya.
b.
Response (Respon)
Pastikan Kondisi Kesadaran Korban
Periksa kesadaran korban dengan cara memanggil namanya jika Anda kenal, atau bersuara yang agak keras di dekat telinga korban, jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban perlahan namun tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian telinga korban). Jika korban masih tidak ada respon, segara panggil bantuan medis, dan lakukan tahap selanjutnya, karena anda masih mempunyai waktu untuk menunggu bantuan medis datang.
Pastikan Kondisi Kesadaran Korban
Periksa kesadaran korban dengan cara memanggil namanya jika Anda kenal, atau bersuara yang agak keras di dekat telinga korban, jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban perlahan namun tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian telinga korban). Jika korban masih tidak ada respon, segara panggil bantuan medis, dan lakukan tahap selanjutnya, karena anda masih mempunyai waktu untuk menunggu bantuan medis datang.
c)
Compression (Tekanan pada Dada)
Setelah memastikan korban tidak memberi respon dan sudah memanggil bantuan medis, lakukan kompresi dada yang biasa di kenal RJP (Resusitasi Jantung Paru-paru) atau disebut CPR (Cardio Pulmonary Resutation).
Setelah memastikan korban tidak memberi respon dan sudah memanggil bantuan medis, lakukan kompresi dada yang biasa di kenal RJP (Resusitasi Jantung Paru-paru) atau disebut CPR (Cardio Pulmonary Resutation).
Melakukan
RJP yang benar adalah dengan meletakkan korban pada permukaan datar dan keras.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan RJP pada korban dewasa adalah :
·
Berlutut di samping korban.
·
Tentukan posisi kompresi dada, dengan
menemukan titik tengah pertemuan tulang iga dada korban.
·
Setelah menemukan titik kompresi,
tempatkan tumit tangan anda pada titik tersebut, dengan satu tangan lagi
diatasnya.
·
Posisikan tangan anda tegak lurus dan
jaga agar tetap tegak lurus pada saat melakukan kompresi, dan lalu tekan dada
korban.
·
Berikan 30 kali kompresi dada, lakukan
dengan cepat dan pertahankan kecepatannya.
·
Berikan kompresi dengan kedalaman 2
inchi (5 cm).
d)
Airway (Jalan Nafas)
Setelah melakukan 30 kompresi, buka jalan nafas korban dengan metode Head-tilt chin-lift. Tujuannya adalah untuk membuka jalan nafas korban yang tersumbat oleh lidah yang tertarik ke tenggorokan sehingga menutupi jalan nafas.
Cara
melakukan metodeHead-tilt chin-lift yaitu:
·
Letakkan telapak tangan Anda di dahi
korban dan letakkan jari-jari tangan Anda yang lain dibawah dagu korban.
·
Kemudian tekan dahi ke bawah sambil
angkat dagu keatas sehingga kepala korban mendongak keatas dan mulut korban
terbuka.
e)
Breathing (Bernafas)
Setelah jalan nafas terbuka, lanjutkan dengan pemberian 2 kali nafas bantuan dari mulut ke mulut. Perhatikan membusungnya dada korban untuk memastikan Volume tidal. Volume tidal adalah jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas, dimana volume tidal normal sesorang adalah 350-400ml. Adapun cara memberikan nafas bantuan sebagai berikut :
Setelah jalan nafas terbuka, lanjutkan dengan pemberian 2 kali nafas bantuan dari mulut ke mulut. Perhatikan membusungnya dada korban untuk memastikan Volume tidal. Volume tidal adalah jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas, dimana volume tidal normal sesorang adalah 350-400ml. Adapun cara memberikan nafas bantuan sebagai berikut :
· Pastikan jalan nafas korban masih dalan
posisi terbuka dengan metode Head-tilt chin-lift sebelumnya.
·
Tekan hidung korban untuk memastikan
tidak ada udara yang bocor melalui hidung, ambil nafas dengan normal lalu
tempelkan mulut serapat mungkin pada mulut korban dan tiupkan nafas Anda
melalui mulut.
Lakukan dengan
perbandingan 30:2 yaitu 30 kompresi dada dan 2 kali napas bantuan, sampai ada
respon dari korban atau sampai bantuan medis tiba. Perlu diketahui, bahwa otak
tidak boleh kekurangan oksigen lebih dari 4 menit terutama saat diketahui
jantung seseorang berhenti. Itu artinya Anda hanya punya waktu kurang dari 4
menit untuk melakukan RJP atau CPR pada korban.
Resusitasi jantung paru – paru (Cardio Pulmonary Resuscitation/CPR)
Ini adalah langkah – langkah penyelamatan jiwa seseorang dimana denyut jantung telah berhenti. CPR adalah kombinasi dari masase jantung dari luar dan resusitasi mulut ke mulut. Untuk melakukan CPR dengan seharusnya Anda sudah mengikuti latihan sehingga berkurang kemungkinan Anda melakukan kesalahan yang malah bertambah cedera pada penderita.
Ini adalah langkah – langkah penyelamatan jiwa seseorang dimana denyut jantung telah berhenti. CPR adalah kombinasi dari masase jantung dari luar dan resusitasi mulut ke mulut. Untuk melakukan CPR dengan seharusnya Anda sudah mengikuti latihan sehingga berkurang kemungkinan Anda melakukan kesalahan yang malah bertambah cedera pada penderita.
Adapun susunan
prioritas pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan yaitu pada korban:
1.
Henti napas.
2.
Henti jantung.
3.
Pendarahan berat.
4.
Syok ketidak sadaran.
5.
Pendarahan ringan.
6.
Patah tulang atau cidera lain.
Tindakan penolong
selama melakukan pertolongan pertama, harus di perhatikan pula:
1.
Hindari memindahkan korban
Memindahkan korban adalah hal yang sangat berbahaya jika tidak menguasai dengan baik teknik cara memindahkan korban. Hal in dapat menebabkan hal yang serius bahkan menambah buruk kondisi korban, terutama pada kasus cidera tulang belakang.
Memindahkan korban adalah hal yang sangat berbahaya jika tidak menguasai dengan baik teknik cara memindahkan korban. Hal in dapat menebabkan hal yang serius bahkan menambah buruk kondisi korban, terutama pada kasus cidera tulang belakang.
2.
Jangan pernah ragu
Lakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan penuh keyakinan dan tiada ragu secara cepat dan tepat, karena keraguan dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah mati.
Lakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan penuh keyakinan dan tiada ragu secara cepat dan tepat, karena keraguan dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah mati.
3.
Hubungi petugas yang berwenang
Menghubungi orang atau petugas yang menguasai dengan baik teknik pertolongan pertama sebaiknya dilakukan sebaik mungkin.
Menghubungi orang atau petugas yang menguasai dengan baik teknik pertolongan pertama sebaiknya dilakukan sebaik mungkin.
Adapun
kasus-kasus kecelakaan atau gangguan dalam kegiatan alam terbuka berikut gejala
dan penanganannya, yaitu sebagai berikut:
A.
Pingsan (Syncope/collapse) yaitu
hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak
mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
gejalanya:
·
Menguap berlebihan
·
Tak respon (beberapa menit)
·
Denyut nadi Perasaan limbung
·
Pandangan berkunang-kunang
·
Telinga berdenging
·
Nafas tidak teratur
·
Muka pucat
·
Lemas
·
Keringat dingin lambat
Penanganan:
·
Baringkan korban dalam posisi terlentang
·
Tinggikan tungkai melebihi tinggi
jantung
·
Longgarkan pakaian yang mengikat dan
hilangkan barang yang menghambat pernafasan
·
Beri udara segar
·
Periksa kemungkinan cedera lain
·
Selimuti korban
·
Korban diistirahatkan beberapa saat
·
Bila tak segera sadar, periksa nafas dan
nadi, posisi stabil, Rujuk ke instansi kesehatan
B.
Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana
tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang
dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya
disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca).
Dehidrasi
disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat
karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
gejala
dan tanda dehidrasi:
dehidrasi ringan:
dehidrasi ringan:
·
Defisit cairan 5% dari berat badan
·
Penderita merasa haus
·
Denyut nadi lebih dari 90x/menit
Dehidrasi
sedang:
·
Defisit cairan antara 5-10% dari berat
badan
·
Nadi lebih dari 90x/menit
·
Nadi lemah
·
Sangat haus
Dehidrasi
berat:
·
Defisit cairan lebih dari 10% dari berat
badan
·
Hipotensi
·
Mata cekung
·
Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
·
Kejang-kejang
Penanganan:
·
Mengganti cairan yang hilang dan
mengatasi shock
·
mengganti elektrolit yang lemah
·
Mengenal dan mengatasi komplikasi yang
ada
·
Memberantas penyebabnya
·
Rutinlah minum jangan tunggu haus.
C.
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran
pernafasan.
Gejala:
·
Sukar bicara tanpa berhenti, untuk
menarik nafas
·
Terdengar suara nafas tambahan
·
Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
·
Irama nafas tidak teratur
·
Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
·
Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan:
·
Tenangkan korban
·
Bawa ketempat yang luas dan sejuk
·
Posisikan ½ duduk
·
Atur nafas
·
Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
D.
Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit
kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala:
·
Kepala terasa nyeri/berdenyut
·
Kehilangan keseimbangan tubuh
·
Lemas
Penanganan:
·
Istirahatkan korban
·
Beri minuman hangat
·
beri obat bila perlu
·
Tangani sesuai penyebab
E.
Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang
disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan
pada jantung.
Gejala:
·
Nyeri di dada
·
Penderita memegangi dada sebelah kiri
bawah dan sedikit membungkuk
·
Kadang sampai tidak merespon terhadap
suara
·
Denyut nadi tak teraba/lemah
·
Gangguan nafas
·
Mual, muntah, perasaan tidak enak di
lambung
·
Kepala terasa ringan
·
Lemas
·
Kulit berubah pucat/kebiruan
·
Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada
dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan,
stress, tegang.
Penanganan:
·
Tenangkan korban
·
Istirahatkan
·
Posisi ½ duduk
·
Buka jalan pernafasan dan atur nafas
·
Longgarkan pakaian dan barang barang
yang mengikat pada badan
·
Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
·
Jangan biarkan korban sendirian (harus
ada orang lain didekatnya)
F.
Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan
yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan
mencari perhatian.
Gejala:
·
Seolah-olah hilang kesadaran
·
Sikapnya berlebihan (meraung-raung,
berguling-guling di tanah)
·
Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa
sebab yang jelas
Penanganan
·
Tenangkan korban
·
Pisahkan dari keramaian
·
Letakkan di tempat yang tenang
·
Awasi
G.
Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di
dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu
dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala:
·
Dari lubang hidung keluar darah dan
terasa nyeri
·
Korban sulit bernafas dengan hidung
karena lubang hidung tersumbat oleh darah
·
Kadang disertai pusing
Penanganan
·
Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
·
Tenangkan korban
·
Korban diminta menunduk sambil menekan
cuping hidung
·
Diminta bernafas lewat mulut
·
Bersihkan hidung luar dari darah
·
Buka setiap 5/10 menit. Jika masih
keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
C. Prinsip Penanganan
Pertama
Setelah diketahui tidak ada hal yang membahayakan jiwa
atau hal tersebut telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang terkenal yaitu :
1. Prinsip RICE
R – Rest : Istirahat, mencegah agar tidak mengalami cedera lagi dan
mengurangi peredaran darah ke daerah itu. Penyembuhan karena waktu (Kravitz
Len, 90:2001). Jadi diistirahatkan adalah tindakan pertolongan pertama
yang esensial penting untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
I – Ice : Es, sebaiknya
segera ditempelkan pada daerah yang cedera untuk menghilangkan pembengkakan.
Satu bungkus es dapat ditempelkan selama 10-20 menit secara priodik dalam waktu
24 jam pertama. Langsung mesege dengan es dapat dilakukan selama 7-10 menit
dengan efek yang sama. Pengobatan panas dapat dilakukan setelah 48 jam,
bersamaan dengan es, untuk meningkatkan peredaran darah dan meningkatkan panas
dalam badan untuk memindahkan darah dan cairan yang berlebihan(Kravitz Len,
90:2001). Jadi terapi
dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meredakan rasa nyeri.
C –
Compression : Penekanan, membantu mengurangi
pembekakan dan pendarahan didalam. Pembebatan adalah suatu cara yang bagus
untuk melakukannya. Berhati-hatilah jangan sampai mengganggu peredaran darah
karena pembebatan terlalu kencang (Kravitz Len, 90:2001). Jadi penekanan
atau balut tekan gunanya membantu mengurangi pembengkakan jaringan dan
pendarahan lebih lanjut.
E – Elevation : Dinaikkan, membantu mengurangi adanya pendarahan didalam dan masuknya
cairan yang berlebihan kedalam cedera. Bila mungkin, naikkan daerah yang
mengalami cidera lebih tinggi dari pada jantung pada semua kesempatan sampai
pembengkakan surut periksakan ke dokter bila rasa sakit yang terus-menerus,
pembengkakan yang besar, dan perubahan warna yang jelas, semuanya memerlukan
evaluasi. Penyebab dari terjadinya cedera harus pula dikoreksi, sehingga tidak
terjadi cedera lagi. Mulailah proses rehabilitasi anda dengan perenggangan dan
penguatan dan kembalilah pada tingkatan aktifitas semula stelah badan anda siap
(Kravitz Len, 90:2001).
2. Penanganan Rehabilitasi Pada Cedera Olahraga Lanjut
Pada masa
ini rehabilitasi tergantung pada problem yang ada antara lain berupa : Pemberian
modalitas terapi fisik atau terapi
dingin, cara pemberian terapi dingin sebagai berikut :
a. Kompress
dingin
Teknik :
potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan pada
bagian yang cedera.
Lamanya : 20-30 menit dengan interval kira-kira 10
menit.
b. Massage es
Tekniknya
dengan menggosok-gosokkan es yang telah dibungkus dengan lama 5-7 menit, dapat
diulang dengan tenggang waktu 10 menit.
c. Pencelupan atau peredaman
Tekniknya
yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air dingin yang dicampur
dengan es. Lamanya 10-20 menit.
d. Semprot dingin
Tekniknya
dengan menyemprotkan kloretil atau fluorimethane kebagian tubuh yang cedera.
The Casino - MapyRO
BalasHapusThe 동두천 출장안마 Casino is 평택 출장안마 home to 천안 출장마사지 the casino. The 안성 출장샵 casino's location and hours. 6 restaurants and 28 gaming tables. 평택 출장안마 View map. The Casino is a Wedding Venue in Las Vegas.