Senin, 13 April 2015


KLASIFIKASI CEDERA OLAHRAGA 

Secara umum cedera olahraga diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu
a.       Cedera ringan
b.       Cedera sedang
c.       Cedera berat
d.      Cedera lainnya

a. Cedera ringan
Cedera ringan ini yaitu cedera yang tidak terlalu bahaya tetapi cedera ini juga dapat mengganggu para atlit. Cedera ini dapat berupa: luka,lecet,lepuh,memar (kontusio),lebam (hemanatoma),keram,strain,sprain,fraktur.
  • Luka
yanpurnami.wordpress.com

Luka adalah sesuatu kerusakan pada tubuh yang disebabkan oleh benda-benda tajam atau terkena benturan benda yang keras.
Menurut Depdikbud, 1999 : 605 “Luka adalah belah (pecah, cidera, lecet) pada kulit karena kena barang yang tajam”.






  •  Memar 

Teruskan.com

Memar yaitu Memar yang menimbulkan kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit yang disebabkan karena terkena benturan kuat.
Menurut Dr. C K Giam dan Dr.  K C Teh. Di dalam bukunya yang berjudul Ilmu Kedokteran Olahraga (1993:191) “Kontusio disebabkan karena suatu pukulan langsung pada kulit dan hanya mnyebabkan lecet pada kulit (menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman) atau jaringan jaringan dibawahnya misalnya otot”.
  • Kram ( strain)


Health.kompas.com
Kram Adalah rasa sakit yang terjadi karena otot yang lelah atau karena kurangnya pemanasan pada saat ingin berlatih dan akan berakibat kontraksi otot yang intens.
Menurut Hardianto Wibowo, 1995: 31 “penyebab kram adalah otot yang terlalu lelah, kurangnya pemanasan serta peregangan, adanya gangguan sirkulasi darah yang menuju ke otot sehingga menimbulkan kejang”.
Menurut Lisa Shives, ahli gangguan tidur, (2011) “kram pada kaki terjadi karena kontraksi otot yang intens, mendadak dan di luar kontrol. Biasanya kontraksi ini terjadi pada otot betis atau otot kecil di telapak kaki”.
  •  Lecet

Mongamonga 1991.wordpress.com

Lecet adalah cedera goresan yang ada pada kulit atau goresan yang di akibatkan benda yang tidak tajam. 
R.Sjamsu Hidayat(1997:12) mendefinisikanbahwa: Luka adalah hilang atau rusaknyasebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahansuhu, zatkimia, ledakan, sengat anlistrik ataugigitan hewan.



  • Lepuh


saglikveguzellik.net
Lepuh adalah luka yang disebabkan karena terkena benda panas seperti api, uap panas, dll yang menimbulkan luka pada kulit.
Menurut Smeltzer dan Bare(2001),”lepuh adalah kerusakan secara langsung maupun yang tidak langsung pada jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai ke organ dalam, yang disebabkan kontak langsung dengan sumber panas yaitu api, air atau uap panas, bahan kimia, radiasi, arus listrik, dan suhu sangat dingin


b. cedera sedang
  •  Strain


webmd.com

Strain yaitu kerobekan pada struktur otot dan tendon cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap.
Menurut Giam dan Teh (1992), Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena penggunaan yang berlebihan ataupun stres yang berlebihan.







  • Sprain

himafisiofk-uh.blogspot.com

Sprain yaitu kerobekan pada ligament jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang yang memberikan stabilitas sendi.
Menurut (Arnheim, 1985: 473, Peterson, 1990: 341, Brukner, P. dan Khan, K.,
1993: 439),"Cedera yang terjadi karena terkilir secara mendadak
ke arah lateral atau medial yang berakibat robeknya serabut ligamentum pada sendi pergelangan kaki".




c. cedera berat
  • Dislokasi

thespinalis.woardpress.com

Dislokasi yaitu tergesernya sendi yang dapat menimbulkan sakit yang luar biasa,
Menurut Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar lImu Bedah, edisi 3,Halaman 1046 “Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk persendian terhadap tulang lain”.
Menurut Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol 3,Halaman 2355 “Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis”.
  • Fraktur

yayanakhar.wordpress.com

Fraktur merupakan patahnya tulang akibat tekanan tulang yang berlebihan.
Menurut Boenges, ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000),"fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang".
Back dan Marassarin (1993),"fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan".

d. cedera lainnya
  • Kejang


mitrakeluarga.com

Kejang merupakan perilaku abnormal akibat aktivitas listrik di otak yang tidak biasa. Yang didasari oleh suatu penyakit tertentu atau tanpa sebab yang jelas.

Menurut Betz Sowden, 2002 “Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan”.
Menurut Doenges (1993), “kejang (konvulsion) adalah aktifitas motorik dan gangguan fenomena sensorik akibat dari pelepasan muatan listrik secara tiba-tiba yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba dan disertai gangguan kesadaran”.
  • Shock



Shock yaitu gangguan sistim sirkulasi yang menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan cidera.

Menurut Bruner & Suddarth,2002 “Shock adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis”.
  •  Pingsan


gentandaalas.com
Pingsan yaitu hilangnya kesadaran secara tiba-tiba yang disebabkan  aktivitas fisik di atas kemampuan jantung,
Menurut  European Society of Cardiology:ESC,” pingsan adalah suatu gejala dengan karakteristik klinik kehilangan kesadaran yang tiba-tiba dan bersifat sementara, dan biasanya menyebabkan jatuh. Onsetnya relatif cepat dan terjadi pemulihan spontan. Kehilangan kesadaran tersebut terjadi akibat hipoperfusi serebral”.
  •  Koma


Memobee.com

Koma yaitu dimana seseorang mengalami ketidaksadaran secara fisik dan tidak tanggap terhadap dirinya sendiri dan lingkungan.

Menurut Aru W. Sudoyo, dkk ( 2007), “koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan respons dalam bentuk yang berat, kondisinya seperti tidur yang dalam di mana pasien tidak dapat bangun dari tidurnya”.

  • Dehidrasi
Republika.co.id
Dehidrasi yaitu berkurangnya cairan didalam tubuh dalam jumlah yang sama atau hilangnya natrium lebih banyak daripada air.
Menurut Anik maryunani, 2010 “Dehidrasi adalah kehilangan cairan dan elektolit karena kehilangan air/output lebih banyak dari pada asupan/input”.


  • Hipotermia

e-cozum.net

Hipotermia yaitu Penyakit yang diderita seseorang dimana si penderita mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 35°C.
Menurut Sandra M.T. (1997) “bahwa hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C”.




  •  Mati Suri


Koetaradja.wordpress.com
Mati suri yaitu melemahnya detak jantung seseorang bahkan tidak bisa dirasakan.
Menurut Lommel dkk (The Lancet,2001) yang mengemukakan pendapatnya terhadap fenomena mati suri sebai berikut, “mati suri sebagai ingatan akan keseluruhan kesan selama keaadan khusus, termasuk elemen-elemen yang spesifik seperti pengalaman keluar tubuh, perasaan yang menyenangkan, melihat terowongan, bertemu anggota keluarga yang telah meninggal atau mengalami tinjauan ulang atas kehidupannya”.


DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart (2002),KMB, edisi 8, vol 3,Hal. 2355
Depdikbud,(1999:605).
Giam, Dr. CK, dan Teh, Dr. KC.,(1993:191). "ilmu kedokteran olahraga".
Sjamsuhidajat (2011). Buku Ajar lImu Bedah, edisi 3,Hal. 1046.



PRINSIP-PRINSIP OLAHRAGA

Setiap atlit  maupun bukan atlit pasti akan mengalami yang namanya dengan cedera, cedera memang sering terjadi pada saat kita berolahraga dan berlatih, dan cedera ini juga tidak terlalu berbahaya tetapi tergantung dengan cedera yang dialaminya. Ada bebepara factor yang yang menjadi prinsip dari pencegahan cidera pada olahraga. . dan Bila prinsip ini dilaksanakan maka tubuh akan siap melakukan aktifitas olahraga dengan aman. Prinsip pencegahan cidera tersebut adalah:
  1. Factor Kondisi fisik : Kondisi fisik yang baik akan mencegah terjadinya cidera pada waktu melakukan aktifitas olahraga. Juga akan mengurangi keparahan apabila mendapatkan cidera. Kemampuan penampilan seorang olahragawan akan diperoleh dengan kecukupan dalam kekuatan otot dan keseimbangan, power, daya tahan, kordinasi neuromuskuler, fleksibilitas sendi, daya tahan kardiovaskuler, dan komposisi tubuh yang sesuai untuk olahraga.
  2. Factor fasilitas : fasilitas adalah sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah. Fasilitas bila kurang atau tidak memadai, design yang jelek dan kurang baik akan mudah terjadinya cedera.

Fasilitas olahraga yang tidak memadai akan lebih mudah mengakibatkan cedera, maka fasilitas olahraga harus diperhatikan pada saat ingin melakukan aktifitas olahraga. Seperti :
·         Lapangan
·         Stadion
·         Hall
·         GOR
·         Gelenggang
·         Treack And Field
·         Udara
·         Sungai
·         Danau
·         Laut
·         Pantai
·         lapangan hijau

3. factor sarana pelindung: Sarana pelindung adalah alat-alat yang digunakan saat berolahraga seperti proteksi badan, jenis olahraga yang bersifat body contack, serta jenis olahraga yang khusus lainnya. . Kerusakan alat sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu bagian peralatan/pelindung kaki dalam berolahraga.

Jenis-jenis sarana pelindung
·         Pelindung kepala : Helm, helmet, haed guard
·         Pelindung muka : Masker
·         Pelindung mata : Gogleus
·         Pelindung hidung : Nose Clip
·         Pelindung gigi : Gum shield
·         Pelindung leher : Neck guard
·         Pelindung tangan : Glop
·         Pelindung badan : Body profector
·         Pelindung paha / tungkai : Leg guard
·         Pelindung lutut : Knee Pads
·         Pelindung alat kelamin : Genital profector
·         Pelindung tulang kering : Skin decker
·         Pelindung kaki : Sepatu
4       4. Factor psikologi : Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa dan semua aspek tingkah laku manusia baik aspek kognitif, afektid, ataupun psikomotor. Psikologi juga mempersoalkan inti dari jiwa manusia dan nilainya bagi manusi itu sendiri serta disekitarnya.
        Olahraga adalah Perilaku gerak manusia yang bersifat universal yang tidak hanya berorientasi pada fisik semata, namun juga aspek psikisnya. 
Menurut para ahli Psikologi olahraga adalah studi ilmiah tentang individu dan perilakunya dalam olahraga dan latihan. (Gould dan Weinberg, 1995).
Factor yang mempengaruhi psikologi pendidikan
·     Factor internal : adalah factor yang berasal dari dalam diri individu, dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
-          Kecerdasan peserta didik
-          Motivasi
-          Minat
-          Bakat
·         Factor eksternal : adalah factor yang berasal dari luar individu,factor ini juga bisa mempengaruhi proses belajar siswa. Factor ini meliputi factor lingkungan social pendidikan, factor lingkungan sosial masyarakat, dan factor lingkungan social keluarga.

5        5. Factor perilaku olahraga
 “Aksi sama dengan reaksi”, oleh karena itu :
1.      Perilaku yang tidak sportif menimbulkan respon yang sama atau lebih jelek lagi.
2.      Kekuatan (dan oleh karena itu juga cedera yang sama seringkali diderita baik oleh pelaku maupun oleh calon korbannya. Sebagai contoh niat untuk menendang garas lawan dengan kaki sering menyebabkan cedera pada garas sendiri.

      6.  Pemanasan/ warming up
Pemanasan sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera. Latihan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera. Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi berfungsi memperpanjang otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan bekerja lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan, hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.

      7.  Pendinginan/cooling dawn
Pendinginan adalah mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan. Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran darah. Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di dalam vena tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke kepala.Pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik (misalnya asam laktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot. 


PRINSIP PENANGANAN CEDERA

A.    Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut
diantaranya:

1.      Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2.      Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Pergunakanlah sumber daya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3.      Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dan sebagainya. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.


B.     Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1.      Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2.      Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3.      Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4.      Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3 sampai 5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5.      Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6.      Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7.      Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
Setiap pemberian pemberian pertolongan pada kecelakaan secara terinci tentu berbeda, tergantung pada jeniskecelakaan yang terjadi, jenis dan bentuk cidera serta situasi dan kondisi korban.
Namun pada dasarnya pertolongan pertama pada kecelakaan harus dilakukan secara sistematis berdasar kepada DR CAB ,yaitu :
a.       Danger (Bahaya)
Pastikan Keadaan Aman untuk Menolong
Sebelum menolong korban, sebaiknya anda memastikan bahwa lokasi benar-benar aman bagi anda sebagi penolong, orang-orang di sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri. Periksalah segala sesuatu yang dapat yang mengancam keselamatan. Gunakan pelindung diri yang ada, seperti sarung tangan dan masker untuk mencegah faktor risiko infeksi menular. Jangan mengambil risiko untuk menjadi korban berikutnya.
b.      Response (Respon)
Pastikan Kondisi Kesadaran Korban
Periksa kesadaran korban dengan cara memanggil namanya jika Anda kenal, atau bersuara yang agak keras di dekat telinga korban, jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban perlahan namun tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian telinga korban). Jika korban masih tidak ada respon, segara panggil bantuan medis, dan lakukan tahap selanjutnya, karena anda masih mempunyai waktu untuk menunggu bantuan medis datang.

c) Compression (Tekanan pada Dada)

Setelah memastikan korban tidak memberi respon dan sudah memanggil bantuan medis, lakukan kompresi dada yang biasa di kenal RJP (Resusitasi Jantung Paru-paru) atau disebut CPR (Cardio Pulmonary Resutation).
Melakukan RJP yang benar adalah dengan meletakkan korban pada permukaan datar dan keras. Adapun langkah-langkah dalam melakukan RJP pada korban dewasa adalah :


·         Berlutut di samping korban.
·         Tentukan posisi kompresi dada, dengan menemukan titik tengah pertemuan tulang iga dada korban.
·         Setelah menemukan titik kompresi, tempatkan tumit tangan anda pada titik tersebut, dengan satu tangan lagi diatasnya.
·         Posisikan tangan anda tegak lurus dan jaga agar tetap tegak lurus pada saat melakukan kompresi, dan lalu tekan dada korban.
·         Berikan 30 kali kompresi dada, lakukan dengan cepat dan pertahankan kecepatannya.
·         Berikan kompresi dengan kedalaman 2 inchi (5 cm).

d) Airway (Jalan Nafas)

Setelah melakukan 30 kompresi, buka jalan nafas korban dengan metode Head-tilt chin-lift. Tujuannya adalah untuk membuka jalan nafas korban yang tersumbat oleh lidah yang tertarik ke tenggorokan sehingga menutupi jalan nafas.
Cara melakukan metodeHead-tilt chin-lift yaitu:
·         Letakkan telapak tangan Anda di dahi korban dan letakkan jari-jari tangan Anda yang lain dibawah dagu korban.
·         Kemudian tekan dahi ke bawah sambil angkat dagu keatas sehingga kepala korban mendongak keatas dan mulut korban terbuka.

e) Breathing (Bernafas)

Setelah jalan nafas terbuka, lanjutkan dengan pemberian 2 kali nafas bantuan dari mulut ke mulut. Perhatikan membusungnya dada korban untuk memastikan Volume tidal. Volume tidal adalah jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas, dimana volume tidal normal sesorang adalah 350-400ml. Adapun cara memberikan nafas bantuan sebagai berikut :
·   Pastikan jalan nafas korban masih dalan posisi terbuka dengan metode Head-tilt chin-lift sebelumnya.
·         Tekan hidung korban untuk memastikan tidak ada udara yang bocor melalui hidung, ambil nafas dengan normal lalu tempelkan mulut serapat mungkin pada mulut korban dan tiupkan nafas Anda melalui mulut.
Lakukan dengan perbandingan 30:2 yaitu 30 kompresi dada dan 2 kali napas bantuan, sampai ada respon dari korban atau sampai bantuan medis tiba. Perlu diketahui, bahwa otak tidak boleh kekurangan oksigen lebih dari 4 menit terutama saat diketahui jantung seseorang berhenti. Itu artinya Anda hanya punya waktu kurang dari 4 menit untuk melakukan RJP atau CPR pada korban.

Resusitasi jantung paru – paru (Cardio Pulmonary Resuscitation/CPR)
Ini adalah langkah – langkah penyelamatan jiwa seseorang dimana denyut jantung telah berhenti. CPR adalah kombinasi dari masase jantung dari luar dan resusitasi mulut ke mulut. Untuk melakukan CPR dengan seharusnya Anda sudah mengikuti latihan sehingga berkurang kemungkinan Anda melakukan kesalahan yang malah bertambah cedera pada penderita.

Adapun susunan prioritas pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan yaitu pada korban:
1.      Henti napas.
2.      Henti jantung.
3.      Pendarahan berat.
4.      Syok ketidak sadaran.
5.      Pendarahan ringan.
6.      Patah tulang atau cidera lain.

Tindakan penolong selama melakukan pertolongan pertama, harus di perhatikan pula:
1.      Hindari memindahkan korban
Memindahkan korban adalah hal yang sangat berbahaya jika tidak menguasai dengan baik teknik cara memindahkan korban. Hal in dapat menebabkan hal yang serius bahkan menambah buruk kondisi korban, terutama pada kasus cidera tulang belakang.
2.      Jangan pernah ragu
Lakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan penuh keyakinan dan tiada ragu secara cepat dan tepat, karena keraguan dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah mati.
3.      Hubungi petugas yang berwenang
Menghubungi orang atau petugas yang menguasai dengan baik teknik pertolongan pertama sebaiknya dilakukan sebaik mungkin.

Adapun kasus-kasus kecelakaan atau gangguan dalam kegiatan alam terbuka berikut gejala dan penanganannya, yaitu sebagai berikut:

A.    Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
gejalanya:
·         Menguap berlebihan
·         Tak respon (beberapa menit)
·         Denyut nadi Perasaan limbung
·         Pandangan berkunang-kunang
·         Telinga berdenging
·         Nafas tidak teratur
·         Muka pucat
·         Lemas
·         Keringat dingin lambat
Penanganan:
·         Baringkan korban dalam posisi terlentang
·         Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
·         Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
·         Beri udara segar
·         Periksa kemungkinan cedera lain
·         Selimuti korban
·         Korban diistirahatkan beberapa saat
·         Bila tak segera sadar, periksa nafas dan nadi, posisi stabil, Rujuk ke instansi kesehatan

B.     Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca).
Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
gejala dan tanda dehidrasi:
dehidrasi ringan:
·         Defisit cairan 5% dari berat badan
·         Penderita merasa haus
·         Denyut nadi lebih dari 90x/menit
Dehidrasi sedang:
·         Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
·         Nadi lebih dari 90x/menit
·         Nadi lemah
·         Sangat haus
Dehidrasi berat:
·         Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
·         Hipotensi
·         Mata cekung
·         Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
·         Kejang-kejang
Penanganan:
·         Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
·         mengganti elektrolit yang lemah
·         Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
·         Memberantas penyebabnya
·         Rutinlah minum jangan tunggu haus.

C.      Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala:
·         Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
·         Terdengar suara nafas tambahan
·         Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
·         Irama nafas tidak teratur
·         Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
·         Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan:
·         Tenangkan korban
·         Bawa ketempat yang luas dan sejuk
·         Posisikan ½ duduk
·         Atur nafas
·         Beri oksigen (bantu) bila diperlukan

D.    Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala:
·         Kepala terasa nyeri/berdenyut
·         Kehilangan keseimbangan tubuh
·         Lemas
Penanganan:
·         Istirahatkan korban
·         Beri minuman hangat
·         beri obat bila perlu
·         Tangani sesuai penyebab

E.     Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala:
·         Nyeri di dada
·         Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
·         Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
·         Denyut nadi tak teraba/lemah
·         Gangguan nafas
·         Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
·         Kepala terasa ringan
·         Lemas
·         Kulit berubah pucat/kebiruan
·         Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.
Penanganan:
·         Tenangkan korban
·         Istirahatkan
·         Posisi ½ duduk
·         Buka jalan pernafasan dan atur nafas
·         Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
·         Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
·         Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

F.      Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala:
·         Seolah-olah hilang kesadaran
·         Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
·         Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
·         Tenangkan korban
·         Pisahkan dari keramaian
·         Letakkan di tempat yang tenang
·         Awasi

G.    Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala:
·         Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
·         Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
·         Kadang disertai pusing
Penanganan
·         Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
·         Tenangkan korban
·         Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
·         Diminta bernafas lewat mulut
·         Bersihkan hidung luar dari darah
·         Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama


C. Prinsip Penanganan Pertama
Setelah diketahui tidak ada hal yang membahayakan jiwa atau hal tersebut telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang terkenal yaitu :

1. Prinsip RICE
R – Rest : Istirahat, mencegah agar tidak mengalami cedera lagi dan mengurangi peredaran darah ke daerah itu. Penyembuhan karena waktu (Kravitz Len, 90:2001). Jadi diistirahatkan adalah tindakan pertolongan pertama yang esensial penting untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.

I – Ice  : Es, sebaiknya segera ditempelkan pada daerah yang cedera untuk menghilangkan pembengkakan. Satu bungkus es dapat ditempelkan selama 10-20 menit secara priodik dalam waktu 24 jam pertama. Langsung mesege dengan es dapat dilakukan selama 7-10 menit dengan efek yang sama. Pengobatan panas dapat dilakukan setelah 48 jam, bersamaan dengan es, untuk meningkatkan peredaran darah dan meningkatkan panas dalam badan untuk memindahkan darah dan cairan yang berlebihan(Kravitz Len, 90:2001).  Jadi terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meredakan rasa nyeri.

C – Compression : Penekanan, membantu mengurangi pembekakan dan pendarahan didalam. Pembebatan adalah suatu cara yang bagus untuk melakukannya. Berhati-hatilah jangan sampai mengganggu peredaran darah karena pembebatan terlalu kencang (Kravitz Len, 90:2001). Jadi penekanan atau balut tekan gunanya membantu mengurangi pembengkakan jaringan dan pendarahan lebih lanjut.

E – Elevation : Dinaikkan, membantu mengurangi adanya pendarahan didalam dan masuknya cairan yang berlebihan kedalam cedera. Bila mungkin, naikkan daerah yang mengalami cidera lebih tinggi dari pada jantung pada semua kesempatan sampai pembengkakan surut periksakan ke dokter bila rasa sakit yang terus-menerus, pembengkakan yang besar, dan perubahan warna yang jelas, semuanya memerlukan evaluasi. Penyebab dari terjadinya cedera harus pula dikoreksi, sehingga tidak terjadi cedera lagi. Mulailah proses rehabilitasi anda dengan perenggangan dan penguatan dan kembalilah pada tingkatan aktifitas semula stelah badan anda siap (Kravitz Len, 90:2001).

2. Penanganan Rehabilitasi Pada Cedera Olahraga Lanjut
Pada masa ini rehabilitasi tergantung pada problem yang ada antara lain berupa : Pemberian modalitas terapi fisik atau terapi dingin, cara pemberian terapi dingin sebagai berikut :

a. Kompress dingin
Teknik : potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan pada bagian yang cedera.
Lamanya : 20-30 menit dengan interval kira-kira 10 menit.

b. Massage es
Tekniknya dengan menggosok-gosokkan es yang telah dibungkus dengan lama 5-7 menit, dapat diulang dengan tenggang waktu 10 menit.

c. Pencelupan atau peredaman
Tekniknya yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air dingin yang dicampur dengan es. Lamanya 10-20 menit.

d. Semprot dingin
Tekniknya dengan menyemprotkan kloretil atau fluorimethane kebagian tubuh yang cedera.







1 komentar:

  1. The Casino - MapyRO
    The 동두천 출장안마 Casino is 평택 출장안마 home to 천안 출장마사지 the casino. The 안성 출장샵 casino's location and hours. 6 restaurants and 28 gaming tables. 평택 출장안마 View map. The Casino is a Wedding Venue in Las Vegas.

    BalasHapus